Sebanyak 6 perusahaan go publik (yang terdaftar dalam bursa saham BEI) Indonesia berhasil masuk dalam 2000 perusahaan terbesar dunia versi majalah Forbes Global 2000. PT Telkom berada di urutan 675 dunia menempati peringkat paling atas dibandingkan perusahaan asal Indonesia lainnya. Diikuti BCA #930, BRI #988, Bank Mandiri, #1014, Bumi Resources # 1809 dan BNI # 1960.
Pemeringkatan Forbes Global 2000 ini didasarkan pada kombinasi empat kriteria: penjualan, laba, aktiva, dan nilai pasar. Daftar ini hanya indikator yang berguna untuk mengetahui perusahaan-perusahaan publik terkemuka di dunia yang terdaftar dalam bursa saham. Sehingga dalam hal ini PT Pertamina tidak masuk dalam daftar Forbess, meski PT Pertamina merupakan perusahaan terbesar Indonesia, baik dari segi pendapatan usaha, laba bersih, maupun nilai saham (kepemilikan). Hal ini dikarekankan PT Pertamina tidak go public dan hanya dikuasai 100% oleh negara atau pemerintah.
Bila Pertamina diperhitungkan dalam daftar tersebut, maka perusahaan yang bergerak dalam minyak dan gas di Indonesia ini akan menduduki posisi teratas. Pada tahun 2008, PT Pertamina berhasil membukukan laba sebelum pajak Rp 48.3 triliun dari total pendapatan Rp 554 triliun. Dalam hal ini, Pertamina menyetor laba pajak sebesar Rp 18 trilun ke kas negara.
Dari 10 perusahaan besar Indonesia ini, 8 diantaranya adalah perusahaan plat merah (BUMN). Hanya dua perusahaan milik swasta yang berhasil masuk top list ini yakni PT BCA (Faralon, Rudi Halim cs) dan PT Bumi Resource (yang mayoritas dikuasai oleh Bakrie Family).
Dari bidang usaha, 4 dari 10 adalah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan. PT BRI mencetak laba terbesar disusul BCA, Mandiri dan BNI dengan margin laba tertinggi dipegang oleh BCA disusul BRI, Mandiri dan BCA. Dari sisi kepemilikan penuh pemerintah, PT Pertamina relatif kompetitif dibanding PT Pusri, PT Garuda Indonesia dan PT PLN. PT PLN merupakan terburuk, karena mengalami kerugian Rp 12.3 triliun pada tahun 2008.
Pendapatan usaha total 10 perusahaan besar ini mencapai 981 triliun atau hampir mendekati 20% dari nilai GDP Indonesia pada tahun 2008.
***************
Perusahaan-perusahaan yang masuk pada daftar ini berasal dari 62 negara. Amerika Serikat masih mendominasi dengan 551 perusahaan meski menyusut 200 anggota dibanding tahun 2004, pada saat daftar ini pertama kali dipublikasikan Forbes.
Tahun ini China memasukkan 91 perusahaan, Korea 61, dan India 47. Sementara negara-negara Timur Tengah seperti Kuwait, Arabi Saudi, dan Uni Emirat Arab setidaknya mempunyai 10 anggota. Secara total, perusahaan-perusahaan yang masuk daftar Global 2000 ini mempunyai pendapatan hingga 32 triliun dollar AS, laba 1,6 triliun dollar AS, aset 125 triliun dollar AS, dan market value 20 triliun dollar AS.
********************
Meskipun belum benar-benar efisien, namun kita perlu berbangga perusahaan BUMN Indonesia yang go publik (khususnya perusahaan perbankan) mampu bersaing dengan perusahaan swasta lainnya. Kinerja yang kurang memuaskan masih ditunjukkan oleh perusahaan yang masih dikuasai penuh oleh negara seperti PT PLN. Perombakan atau restrukturisasi perusahaan-perusahaan agar lebih efisien dan kompetitif haruslah menjadi prioritas utama.
Selamat datang Perusahaan Nasional.
Salam Nusantaraku,
ech-wan, 7 Jan 2009
Referensi utama : Forbess dan LKPP RI 2008
sumber: http://nusantaranews.wordpress.com/2010/01/07/10-perusahaan-indonesia-yang-masuk-top-list-dunia/
1 komentar:
“Usaha hilir minyak menggerus laba usaha. Harga jual yang ditetapkan pemerintah tidak mengikuti formula yang pernah disepakati. Hal itu memberi makna bahwa memang pemerintah tidak serta merta mengikuti harga minyak dunia, dan pemerintah memperhatikan masyarakat,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Jakarta, Rabu (5/8).
Laba Pertamina Anjlok 46 Persen Jadi USD570 Juta
Posting Komentar