1. Perhatikan kebutuhan di sekitar kita
Secara umum, bisnis selalu berawal dari kebutuhan. Perhatikan apa yang dibutuhkan orang di sekitar kita, baik berupa barang maupun jasa. Contoh sederhana adalah bila tempat kerja kita di lantai 6, sementara untuk ke fotokopi terdekat jauh dan harus ke luar gedung. Berarti ada kebutuhan mesin fotokopi di lantai tersebut. Atau misalnya di kantor butuh drafter, sementara untuk di outsource ke perusahaan lain cukup mahal biayanya.
2. Cari sumberdaya dan modal
Setelah menemukan kebutuhan tersebut, mulailah berburu sumberdaya yang diperlukan, baik barang maupun jasa. Misalnya seperti contoh di atas, mesin fotokopi untuk barang, dan tenaga drafter lepasan atau diri kita sendiri bila mampu untuk jasa. Untuk pengadaan barang, memang membutuhkan modal uang yang cukup. Tapi untuk jasa tidak terlalu membutuhkan modal uang, tetapi modal kepercayaan karena telah mempunyai portfolio di bidang itu, sambil nyambi. Modal uang dapat dicari melalui pinjaman bank, teman2, orang tua, dan sebagainya yang memercayai kita, sementara modal barang dapat dipinjam atau diambil melalui metode konsinyasi apabila sudah dikenal. Kalo memang tidak ada modal uang sama sekali, buatlah usaha dalam bentuk jasa karena relatif aman dan cukup dengan modal barang yang kita miliki, misalnya komputer dan/atau printer. Setelah itu cari lokasi yang strategis, dalam arti dapat dilihat orang banyak dan dijangkau dari berbagai penjuru.
3. Berani Malu
Kendala paling besar dalam memulai berbisnis adalah memasarkan produk atau jasa yang kita miliki. Rasa takut atau gak PD menyebabkan kita selalu menunda untuk memasarkannya. Padahal kunci sukses suatu bisnis adalah pemasaran. Oleh karena itu setelah mempersiapkan sumberdaya, beranikan diri untuk menawarkan produk atau jasa yang kita miliki, dengan kata lain berani menanggung malu apabila tidak ada yang memerhatikan atau malah mencemoohkan kita. Kuncinya satu: konsisten dengan apa yang kita tawarkan, dan buktikan bahwa apa yang kita pasarkan itu benar dan dibutuhkan. Seperti mencari jodoh, kalau hanya pendekatan tetapi tidak berani ‘menyatakan cinta’, mana mungkin bisa nyantol. Sudah menyatakan saja kadang-kadang ditolak. Oleh karena itu keteguhan dan pembuktian cintalah yang mampu meluluhkan hati calon pasangan kita. Begitu pula dalam berbisnis, keteguhan dan pembuktian barang atau jasa yang kita jual akan meluluhkan calon pembeli barang atau pengguna jasa kita.
4. Tanam Kepercayaan
Berikanlah kepercayaan pada pelanggan yang telah menggunakan barang yang kita jual atau jasa kita. Sama halnya dengan calon pasangan kita, tanamkan kepercayaan bahwa kita layak menjadi pasangannya.
sumber : http://tipsntrik.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar